get app
inews
Aa Read Next : Jelang WBK, Rutan Banjarnegara Didatangi TPM Kemenkumham

Otak Pria Berubah Drastis Saat Menjadi Seorang Ayah

Senin, 05 Desember 2022 | 10:52 WIB
header img
Menjadi seorang ayah ternyata bukan hanya membawa perubahan pada tanggung jawab terhadap keluarga saja, namun ada hal lain yang tak kalah penting. (Foto: Facesoman)

JAKARTA, iNewsBanjarnegara.id - Menjadi seorang ayah ternyata bukan hanya membawa perubahan pada tanggung jawab terhadap keluarga saja, namun ada hal lain yang tak kalah penting.

Menjadi seorang ayah menyebabkan terjadi perubahan otak pada seorang pria.

Jadi perubahan otak bukan saja dialami seorang wanita saat melahirkan dan membesarkan seorang anak.

Sebelumnya para peneliti ahli saraf pernah menyebutkan wanita akan mengalami perubahan otak saat hamil. Perubahan itu terjadi karena secara alami wanita berupaya untuk memberikan perhatian lebih pada anak yang dikandung. Begitu juga saat anak tersebut dilahirkan. 

Hanya saja wanita bukan satu-satunya orang yang mengalami perubahan otak begitu jadi orang tua. Peneliti Magdalena Martinez-Garcia dari Instituo de Investigacion Sanitaria Gregorio Maranon, Spanyol justru menyebutkan pria juga mengalami perubahan otak begitu menjadi seorang ayah. 

Hal itu didasarkan pada pemindaian MRI otak dua kelompok pria yang dijadikan penelitian. Dalam penelitian itu dipindai otak 40 orang pria sebelum dan sesudah memiliki anak. 

Sebanyak 20 orang pria ada di Spanyol dan 20 orang pria lainnya di Amerika Serikat. Selain pria yang telah memiliki anak juga diteliti 17 laki-laki yang memilih tidak memiliki anak meski ada dalam status pernikahan. 

Dalam penelitian itu ternyata diketahui ada perubahan otak yang dialami oleh kelompok pria yang telah memiliki anak. Perubahan pada otak itu terjadi karena adanya plastisitas otak. Kondisi itu terjadi karena adanya pengalaman baru yang dialami oleh otak. 

Kelompok pria yang menjadi ayah mendapatkan keterampilan baru dalam merawat bayi. Hal itu yang sangat memengaruhi kondisi otak setelah mereka menjadi orang tua. 

"Tingkat plastisitas otak pada ayah mungkin terkait dengan seberapa banyak mereka berinteraksi dengan bayinya. Meskipun saat ini banyak pria semakin berani mengambil bagian dalam pengasuhan anak, keterlibatan mereka tetap sangat bervariasi di antara pria yang berbeda," tulis Magdalena Martinez-Garcia dalam laporan yang dipublikasikan Oxford Institute itu. 

Dia melanjutkan rentang keterlibatan itu jadi jawaban mengapa perubahan otak pria lebih halus dibandingkan pada perempuan yang baru pertama kali melahirkan. 

Padahal, perubahan otak pada ayah hampir setengah dari perubahan yang terlihat pada ibu. Faktor sosial, budaya, dan psikologis yang menentukan seberapa banyak ayah terlibat dengan anak-anak mereka, pada gilirannya, dapat memengaruhi perubahan pada otak ayah. 

"Ayah di Spanyol,rata-rata memiliki cuti paternitas lebih banyak daripada ayah di Amerika Serikat. Itu menunjukkan perubahan yang lebih nyata di daerah otak mereka dibandingkan dengan ayah yang ada di Amerika," ungkap Magdalena Martinez-Garcia. 

Temuan itu kemudian menimbulkan pertanyaan apakah kebijakan keluarga yang mendorong berapa banyak waktu yang dihabiskan ayah untuk perawatan bayi selama periode awal pascapersalinan dapat membantu mendukung perkembangan otak ayah. 

Di sisi lain, mungkin pria yang menunjukkan lebih banyak renovasi otak dan hormon juga lebih termotivasi untuk berpartisipasi dalam perawatan langsung.
 

Editor : Vitrianda Hilba Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut