BANJARNEGARA,iNewsBanjarnegara.id-Demi meningkatkan kualitas pendidikan pendidikan usia dini di Banjarnegara, Yayasan Dian Dharma Banjarnegara mengelar workshop workshop implementasi pendidikan karakter abad 21 bagi guru dan kepala sekolah TK Pertiwi.
Worskhop yang dilakukan oleh Yayasan Dian Dharma Banjarnegara di Sasana Bhakti Praja Banjarnegara, Rabu (12/7/2023) ini menghadirkan narasumber ketua HIMPAUDI Provinsi Jawa Tengah Rusmanto untuk menggali materi tentang pendidikan karakter untuk anak usia dini.
Ketua Yayasan Dian Dharma Kabupaten Banjarnegara, Ny. Hj. Sri Rejeki mengatakan, dalam workhop ini, peserta mendapatkan berbagai materi tentang pendidikan yang meliputi teori, duskusi, praktik hingga tugas mandiri.
Menurutnya, pelatihan ini sengaja dilakukan untuk memberikan bekal pada para kepala sekolah dan guru yang ada di bawah naungan Yayasan Dian Dharma Banjarnegara dalam mengimplementasikan kurikulum medeka pada jenjang pendidikan usia dini, lebih khusus lagi tentang pendidikan karakter bagi peserta didik.
"Anak-anak sekarang kurang memahami unggah-ungguh atau sopan santun dan kurang memahami kepentingan orang lain. Untuk itulah di TK Pertiwi kami harapkan bisa menerapkan sembilan pilar karakter," ujarnya.
Target dari woeshop ini adalah penerapan sembilan karakter yang meliputi, mencintai tuhan dan segenap ciptaanya, mandiri disiplin dan tanggung jawab, jujur amanah dan berkata bijak, hormat santun dan menjadi pendengar yang baik, dermawan suka menolong dan kerja sama, percaya diri kreatif dan pantang menyerah, pemimpin yang baik dan adil, baik dan rendah hati, serta toleran cinta damai dan bersatu.
Sementara itu, dalam materinya, Rusmanto mengajak para peserta untuk dapat mengelola sekolah yang dimulai dari perencanaan, program kerja sekolah, pendayagunaan SDM, ataupun sarana prasarana dengan baik, guna menciptakan suasana belajar yang nyaman dan ramah bagi setiap anak didik.
Menurutnya, dunia anak adalah dunia bermain. Maka materi belajar dan suasana pembelajaran harus menyenangkan bagi anak. Untuk guru, juga harus paham gaya belajar anak antara lain, gaya visual, gaya mendengar, serta belajar langsung dengan cara melakukan.
"Jadi intinya bermain seraya belajar. Karena bermainnya anak adalah belajar. Bermainnya anak adalah bekerja. Karena dunianya anak adalah dunia bermain. Lewat bermain itulah anak sedang membangun pengalamannya," katanya.
Editor : Adel