BANJARNEGARA,iNewsBanjarnegara.id-Ritual pemotongan rabut gimbal di dataran tinggi Dieng sudah menjadi tradisi dan budaya leluhur, budaya ini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke dataran tinggi Dieng.
Tak ayal, ritual budaya ini selalu menarik minat wisatawan untuk berkunjung melihat prosesi pemotongan rambut gimbal yang dikemas dalam Dieng culture Festival (DCF). Namun seiring dengan adanya penataan kawasan Dieng, kegiatan DFC yang menyedot wistawan hingga puluhan ribu itu tahun ini ditidakan.
Meski begitu, bukan berarti ritual pemotongan rambut gimbal tidak bisa dilakukan, prosesi ini tetap bisa dilakukan secara mandiri selama sang anak sudah memiliki permintaan dan pihak keluarga dapat memenuhi permintaan tersebut.
Keberadaan anak bajang yang dikenal dengan anak berambut gimbal ini dipercaya oleh masyarakat sebagai titisan dari Kiyai Kolodete yang merupakan leluhur masyarakat Dieng. Maka tak heran jika anka yang memiliki rambut gimbal di dataran tinggi Dieng ini menjadi anak yang istimewa.
Selain itu, tradisi pemotongan rambut gimbal ini juga harus melalui ritual khusus, dimana sebelum dilakukan pemotongan, permintaan anak bajang ini harus dipenuhi. Tak jarang, permintaan unik kerap muncul dilontarkan anak bajang sebelum dipotong rambutnya.
Seperti yang terjadi saat ritual pemotongan rambut gimbal Diandra Agatha (10) warga Tegal yang masih memiliki keturunan Dieng ini meminta persyaratan sebelum rambut gimbalnya dipotong, dia meminta uang yang banyak satu tampah dan menonton pagelaran seni lengger.
Dara kelas V SD ini memiliki rambut gimbal sejak setahun terakhir, dan sebelum rambut gimbalnya tumbuh, dia mengalami panas tinggi yang dinilai oleh keluarganya tidak wajar, bahkan anak tersebut sudah dibawah ke dokter, namun panasnya tak kunjung turun.
Demam yang dialami anak bajang ini akan sembuh dengan sendirinya saat rambut gimbalnya mulai tumbuh, dan sejak saat itu anak tersebut menjadi istimewa. Rambut tersebut tidak bisa dipotong jika si anak belum menginginkannya, termasuk jika permintaan sang anak belum terpenuhi.
Permintaan anak sebelum dipotong pun harus dipenuhi, sebab jika permintaan ini tidak dituruti, maka rambut gembel pada anak tersebut akan kembali tumbuh, dan sebelum tumbuhnya rambut gembel tersebut, di anak akan mengalami demam tinggi.
Selain itu, sebelum dilakukan pemotongan rambut, pihak keluarga akan menyiapkan 7 tumpeng aneka warna, jajanan pasar, hingga makanan kesukaan dari anak gembel tersebut. JIka semua persyaratan sudah lengkap, prosesi dilanjutkan dengan doa dan pemotongan rambut oleh sesepuh desa.
Dianra anak bajang yang memiliki keinginan uang yang banyak untuk beli makanan kucing liar sebelum rambut gimbalnya di potong.
Kepala Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur Banjarnegara Slamet mengatakan, biasanya kegiatan pemotongan rambut gimbal ini dikemas dalam promosi wisata Dieng Culture Festival (DCF), namun karena tahun ini ditiadakan, maka prosesi tetap bisa dilakukan sesuai dengan tradisi dan budaya yang ada.
"Biasanya dikemas dalam DCF, tetapi karena tahun ini ditiadakan, maka prosesi dilakukan mandiri dan hanya dihadiri keluarga," ujarnya.
Sementara itu, sang anak bajang Diandra Agatha mengaku permintaan uang satu tampah ini ingin dibelikan pakan kucing dan ingin memberikan makanan pada kucing liar yang banyak berkeliaran di desanya.
Editor : Adel