BANJARNEGARA, iNewsBanjarnegara.id - Warga di beberapa desa di Kecamatan Purwonegoro Banjarnegara resah, menyusul keruhnya air Sungai Sapi. Pasalnya, karena kondisi air yang keruh tersebut, warga tidak bisa memanfaatkan air untuk kegiatan rumah-tangga sehari-hari.
Bursin, warga Kaliajir, Purwonegoro, mengatakan, tercemarnya sungai sapi akibat cucian pasir sudah berlangsung bertahun-tahun atau sejak adanya usaha pencucian pasir di bagian atas sungai tersebut.
"Jika saat musim hujan, tidak terlalu dikeluhkan warga. Ini sudah bertahun-tahun namun terus saja berlangsung pencemaran ini. Apakah tidak bahaya bagi kesehatan," katanya, Rabu (22/5/2024).
Menurut Bursin, beberapa kali sebenarnya warga di sepanjang sungai tersebut sudah memperingatkan para pengusaha cucian pasir agar berhati-hati atau mencari cara agar tidak membuang cucian ke sungai. Namun, kata dia, saat ditegur atau ramai, cucian akan berhenti namun tidak lama lagi akan mencuci lagi sehingga tercemar lagi.
"Beberapa hari ini sudah tidak ada hujan. Ini sudah membuat warga marah namun tidak tahu lagi harus berbuat apa," katanya.
Darto, warga lainnya mengatakan, dirinya tidak habis pikir apa yang ada di benak para pelaku pencemaran sungai Sapi. "Apa mereka tidak tahu jika air sungai sapi juga dimanfaatkan oleh warga baik untuk keperluan pribadi maupun pertanian. Kemana lagi kami harus meminta perhatian agar masalah ini bisa selesai. Jangan saat masyarakat ramai baru ada perhatian," katanya.
Warga berharap agar pemerintah melalui instansi terkait seperti Polisi atau Satpol PP dapat segera bertindak dan peka terhadap kepentingan masyarakat. Terlebih, beberapa sumber air bersih warga sudah mulai mengering dan 'asat'.
"Jika tidak ada perhatian dan cuaca makin kering sehingga kebutuhan air warga menjadi mendesak, warga mungkin tidak akan tinggal diam.
Editor : Adel