Banjarnegara.iNews.id - Embun es kerap disebut "bun upas" oleh warga setempat yang sudah berkali-kali turun di komplek Candi Pandhawa Dieng Kulon Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara memang menjadi daya tarik wisatawan. Namun, fenomena tersebut membawa kekhawatiran akan adanya bencana pertanian diwilayah tersebut.
Hartanto, seorang petani dari Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, menjelaskan bahwa embun es dapat merusak tanaman kentang. "Kalau embun esnya tebal, tanaman kentang layu dan mati. Untuk sekarang belum terlalu tebal, jadi beberapa tanaman kentang masih bertahan," katanya, Jumat (28/6/2024).
Menurut dia, menghadapi ancaman embun es ini, sejumlah petani termasuk dirinya memilih untuk mengganti tanaman mereka dengan yang lebih tahan terhadap embun es yaitu wortel.
Menurut dia, wortel dan kol lebih tahan terhadap embun es dibandingkan kentang. "Pengamatan para petani menunjukkan wortel dan kol atau kubis lebih mampu menahan bun upas. Sedangkan kentang lebih mudah layu," jelasnya. Namun, jika sudah terlanjur menanam kentang, petani hanya bisa pasrah. Sebab, tanaman kentang yang kena embun es walaupun segera disemprot air atau model ditutup plastikpun tidak tertolong. "Petani yang terlanjur tanam kentang jika kena embun es hanya bisa pasrah," katanya.
Yanto, petani kentang lainnya, masih bertahan dengan tanaman kentangnya. Ia mengatakan, biasanya embun es puncaknya terjadi pada Bulan Agustus dan September. "Biasanya embun es mulai muncul di bulan Juli dan puncaknya di bulan Agustus-September namun tapi sekarang Juni sudah ada embun es," katanya.
Fenomena embun es yang terjadi berturut-turut ini mengingatkan para petani untuk selalu siap menghadapi perubahan cuaca ekstrem dan memilih strategi terbaik untuk melindungi tanaman mereka.
Editor : Adel