get app
inews
Aa Read Next : Keren ! Pekerja Bangunan di Pandanarum Jadi Petugas Upacara HUT RI ke-79

Refleksi Pemuda Dalam Momentum Kemerdekaan Bangsa Indonesia

Kamis, 15 Agustus 2024 | 21:16 WIB
header img
Gayuh Ilham Widadi, S.Pd. Pengajar Mapel Pancasila di SMP N 1 Purwareja Klampok Banjarnegara

Negara Kesatuan Republik Indonesia kembali merayakan kemerdekaan ke - 79 tepatnya pada 17 Agustus 2024. Hari kemerdekaan adalah salah satu tonggak sejarah penting perjalanan Bangsa Indonesia yang harus terus diingat dan direfleksikan oleh pemuda pada khususnya sebagai momentum untuk menghargai segenap jasa dan perjuangan syuhada bangsa yang gugur di medan perjuangan. 

Sejarah mencatat bangsa Indonesia mengalami penderitaan pedih tatkala berada di genggaman kekuasaan penjajah. Kehadiran Jepang di Nusantara selama periode penjajahan memberikan memori pahit untuk di ingat. Dahulu banyak masyarakat biasa maupun pahlawan kemerdekaan menjadi korban penindasan. 

Momentum Kebangkitan Nasional mulai bertumbuh tatkala Hancurnya kota Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945 oleh Bom Sekutu membuat kekuatan Jepang melemah. Akibatnya Jepang memilih menyerah tanpa syarat kepada Sekutu Amerika. Meski telah takluk, Jepang tidak ingin kekalahan mereka didengar oleh Bangsa Indonesia. 

Namun untungnya kabar tersebut tetap sampai terdengar ke telinga Golongan Muda. Lewat Radio BBC di Bandung mereka secara langsung mendengar kabar bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Sehingga para Kaum Muda segera bergerak meminta Golongan Tua agar proklamasi segera dikumandangkan. 

Golongan muda saat itu antara lain Wikana, Sukarni, Sayuti Melik, Yusuf Kunto, Iwa Kusuma, Chaerul Saleh, dan Singgih. Sementara Kaum Tua terdiri dari Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Achmad Soebardjo, dan beberapa anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Golongan Muda di bawah pimpinan Chaerul Saleh lantas dengan cepat melakukan rapat. Hasil rapat tersebut menghasilkan beberapa keputusan, yaitu kemerdekaan adalah hak rakyat Indonesia, Pemutusan hubungan dengan Jepang, dan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta diharapkan untuk segera membacakan Proklamasi Kemerdekaan.

Demikian keinginan para golongan muda untuk cepat proklamasi kemerdekaan lantas ditolak mentah oleh golongan tua. Sebab menurut golongan tua, beberapa tentara Jepang masih berada di tanah air untuk menjaga kondisi "Status Quo" yaitu menjaga Indonesia agar tetap sebagai negara jajahan Jepang dan tidak diizinkan merdeka. 

Alasan golongan tua memang cukup masuk akal mengingat jika tetap dilaksanakan proklamasi secara tergesa-gesa  justru akan menimbulkan bahaya konflik bersenjata yang berdampak pada keamanan tokoh dua golongan tersebut. 

Para pemuda yang merasa kecewa akhirnya memiliki siasat untuk menculik Ir. Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 . Tempat tersebut diyakini jauh dari campur tangan Jepang sehingga lebih kondusif merencanakan musyawarah persiapan Proklamasi. 

Meski awalnya golongan tua menolak, atas usaha keras kaum muda saat itu membuahkan hasil dengan membujuk Ir. Soekarno dan Hatta untuk menyetujui segera memproklamirkan Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Masa depan  bangsa dan dunia kita tahu tidak  pernah lepas dari peran generasi muda. Sebab, generasi muda mempunyai keunggulan dengan semangat gairah berkobar dan idealisme tinggi. Presiden Pertama Indonesia lr. Sukarno atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bung Karno pernah memuji kehebatan pemuda dengan kata-kata ini : "Beri aku 10 orang pemuda, niscaya aku akan mengguncang dunia." 

Kalimat itu merupakan ungkapan yang menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya peran generasi muda dalam mewujudkan cita-cita kehidupan suatu negara. Artinya, pemuda adalah tombak tajam perjuangan bangsa. Tanpa pemuda hilanglah gairah berjuang, tanpa pemuda matilah cita-cita sebuah bangsa.  Apakah nasib bangsa itu akan maju atau bahkan hancur ? dua keadaan itu ada di pundak para pemuda yang akan memperjuangkan. 

Nilai historis perjuangan golongan muda dan golongan tua dalam upaya mewujudkan cita-cita kemerdekaan melalui proklamasi adalah simbol persatuan bahwa setidaknya perbedaan umur dan pengalaman adalah segelintir tantangan kecil untuk menyemai persatuan. 

Pejuang nasional seperti Ir. Sukarno, Mohammad Hatta, Cut Nyak Dien, Tuanku Imam Bonjol, Jendral Sudirman, Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin, Ki Hajar Dewantara dan RA Kartini dulunya adalah seorang pemuda yang gigih berjuang untuk kepentingan nasional kemerdekaan.

Itulah mengapa pemuda masa kini harus mengikuti dan mengimplementasikan semangat pemuda terdahulu untuk kepentingan bangsa dan negara. Karena sejatinya pemuda adalah agen perubahan (agent of change) yang memiliki pengaruh besar terhadap bangsa. Keharusan itu bukanlah demi keuntungan sepihak melainkan demi terwujudnya keharmonisan dan kebahagiaan. Dalam hal ini demi bangsa Indonesia seutuhnya. Selamat merayakan Hari Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ke-79. Nusantara Baru, Indonesia Maju. Merdeka!. (Gayuh Ilham Widadi, S.Pd . Pengajar Mapel Pancasila di SMP N 1 Purwareja Klampok Banjarnegara)

Editor : Adel

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut