get app
inews
Aa Read Next : Petani di Kampung Gagot Gelar Upacara HUT RI Dengan Pakaian Khas

Temu Usaha Petani untuk Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Selasa, 21 Maret 2023 | 19:03 WIB
header img
Peserta temu bisnis pertanian di Banjarnegara sebagai sarana pemecahan masalah pertanian dari hulu hingga hilir di Surya Yudha Sport Center Banjarnegara, Selasa (21/3/2023). Foto. Syarif TM/iNewsBanjarnegara.

BANJARNEGARA,iNewsBanjarnegara.id-Pemerintah terus melakukan upaya dlaam meningkatkan produktivitas pertanian, namun masalah klasik bagi petani selalu terjadi. Untuk itu, Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Banjarnegara menggelar temu usaha yang melibatkan petani, dunia perbangkan, hingga stakeholder lainnya.

Masalah klasik yang dialami petani masih selalu terjadi setiap tahun, mulai dari kelangkaan pupuk saat musim tanam, hingga jatuhnya harga komoditas pertanian khususnya padi saat panen raya.

Untuk itu, butuh pemecahan masalah pertanian dari hulu hingga hilir, petani juga harus memahami pola bisnis pertanian agar petani bisa bangkit dan upaya ketahanan pangan bisa terwujud.

Plt Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kerahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara Singgih Haryono mengatakan, temu usaha (business meeting) Interrated Participatory Development and Managemen of Irrigation Project (IPDMIP) ini merupakan satu upaya dalam menambah wawasan bisnis bagi petani.

Kegiatan ini juga bagian dari keterlibatan semua pihak dalam meningkatkan ketahanan pangan, sehingga temu bisnis yang mengambil tema 'Saatnya Petani Bicara' ini sangat tepat.

"Tema ini sangat tepat, sebab mereka menjadi pelaku langsung, bagaimana sulitnya pupuk saat dibutuhkan, harga jatuh saat panen raya, dan masalah lainnya," katanya.

Untuk itu, dalam temu bisnis ini semua stakeholder terlibat, sehingga ada tambahan wawasan bagi petani dalam permasalahan pertanian dari mulai hulu hingga hilir. "Irigasi ini menjadi bagian paling penting dalam upaya meningkatkan produktivitas khususnya padi, namun masalah saat panen juga tidak kalah penting," katanya.

Menurutnya, sistem pola panen padi yang kurang tepat bisa menyebabkan penurunan hasil panen hingga 14 persen. Sebagai contoh pemotongan pohon padi saat panen yang tidak benar membuat banyak buah padi yang terjatuh, belum lagi sistem perontokan.

"Artinya, masalah ini harus dipecahkan bersama, tidak hanya petani tetapi juga stakeholder. Petani juga harus memahami pola bisnis pertanian," katanya.

Sementara itu, Panitia Penyelenggara kegiatan Suparman mengatakan, temu usaha petani dan offtaker di wilayah IPDMIP ini merupakan satu sarana informasi hasil kerja petani di wilayah. Kegiatan ini juga upaya untuk meningkatkan wawasan petani dalam pengembangan bisnis.

"Kegiatan ini juga menjadi bagian membangun akses kerjasama atau kemitraan antara petani dengan penyedia sarpodi dalam rangka meningkatkan kapasitas petani dalam menyediakan beras bernilai tinggi di daerah irigasi," ujarnya.

Editor : Adel

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut