get app
inews
Aa Text
Read Next : Rutan Banjarnegara Bagikan Paket Sembako pada Keluarga Warga Binaan

Sering Meluap, Petani Blok Sindu Mendesak Pemerintah Segera Lakukan Normalisasi Sungai Brukah

Senin, 16 Desember 2024 | 14:07 WIB
header img
Penampakan genangan air akibat luapan sungai Brukah di Blok Sindu Kecamatan Kalibening Banjarnegara, Senin (16/12/2024)_GH Cahyono

BANJARNEGARA, banjarnegara.inews.id - Hujan deras yang terus mengguyur selama beberapa hari terakhir menyebabkan puluhan hektare areal persawahan di Blok Sindu, Kecamatan Kalibening, Banjarnegara, terendam banjir. Genangan tersebut terjadi akibat Sungai Brukah yang tak lagi mampu menampung debit air hujan dan meluap ke areal persawahan di sepanjang sungai tersebut. Kondisi paling parah terjadi di wilayah Desa Sikumpul, Gununglangit, Bedana, dan Sirukun.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sikumpul, Imam Suripto, menyampaikan bahwa pendangkalan dan penyempitan Sungai Brukah menjadi penyebab utama meluapnya air ke areal persawahan. Menurutnya, hujan deras yang hanya turun semalam saja sudah cukup untuk membuat sungai Brukah meluap dan menggenangi persawahan.

"Kami harap pemerintah bisa secepatnya melakukan normalisasi pada Sungai Brukah agar mampu menampung air hujan lebih banyak. Jika sungai dinormalisasi, luapan air saat hujan deras hanya akan berlangsung sebentar dan tidak sampai berhari-hari seperti sekarang. Saat ini, butuh waktu 2-3 hari untuk surut," kata Imam, Senin (16/12/2024).

Menurut Imam Suripto, para petani di wilayah tersebut khawatir jika permasalahan ini terus dibiarkan, hasil panen mereka akan terus merosot akibat tanaman yang sering terendam banjir. Selain itu, mereka berharap normalisasi dapat dilakukan secara menyeluruh dengan pengerukan sedimentasi di dasar sungai serta pelebaran aliran sungai. "Ini sudah sangat mendesak, karena sawah adalah sumber mata pencaharian utama kami. Jika sering terendam, kerugian kami akan semakin besar. Sungai Brukah dilakukan normalisasi terakhir pada tahun 2008 lalu," kata Imam.

Upaya lain, kata Imam, kelompok tani yang memiliki mesin sedot langsung melakukan penyedotan agar mempercepat surut namun karena luas dan besarnya genangan menjadikan upaya tersebut kurang maksimal.

Daryono, petani Blok Sindu mengatakan, dulu pasca normalisasi aliran sungai Brukah lancar dan jika meluap tidak butuh waktu lama untuk kembali surut. "Beruntung saat ini banyak petani sedang dalam proses penggarapan lahan sehingga tidak menimbulkan kerugian. Namun, ada beberapa petak sawah yang sebentar lagi panen sehingga jika terlalu lama terendam tentu akan rusak juga," katanya.

Koordinator BPP Kecamatan Kalibening, Heri Misanto saat dikonfrimasi mengatakan, pihaknya masih belum dapat melakukan pendataan ada atau tidaknya kerusakan pada tanaman akibat banjir Sungai Brukah. "Kami masih menunggu air surut untuk menghitung ada tidaknya kerusakan pada pertanian termasuk luasan persawahan yang tergenang air," katanya.

Editor : Adel

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut