SEMARANG,iNewsBanjarnegara.id - Profesi sebagai driver identik dengan kaum laki-laki, namun saat ini banyak juga kaum perempuan yang berprofesi sebagai pengemudi maupun driver pada aplikasi jasa transportasi online. Hal ini membuat kaum perempuan ini memiliki risiko tinggi dalam menjalankan profesinya, apalagi mereka yang memilih sebagai river ojek online (ojol).
Profesi driver online bagi kaum perempuan termasuk tugas mulia demi berjuang menghidupi keluarganya, namun profesi ini juga sangat rawan terhadap kekerasan atau pelecehan seksual yang bisa saja dilakukan oleh sang penumpang.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengingatkan agar para driver Ojol perempaun ini lebih waspada, dia juga meminta pada masyarakat untuk menghormati perempuan yang memilih bekerja sebagai driver online.
"Kami sering menerima aduan terkait pelecehan yang dilakukan penumpang terhadap driver ojol perempuan, ini harus menjadi perhatian semua pihak," kata Taj Yasin saat menghadiri acara Berkebaya Bersama Ojol Wanita se Jateng, Minggu (21/5/2023).
Untuk itu, wagub juga meminta para driver ojol perempuan ini untuk tidak segan melapor pada dinas terkait jika mendapatkan pelecehan dari penumpang, pemerintah provinsi melalui DP3AP2KB akan membantu dan identitas pelapor akan dilindungi.
"Biasanya mereka juga takut untuk mengadu. Tidak perlu khawatir, saat ini pengadu itu dilindungi kok identitasnya. Mereka mau melaporkan kejadiannya di mana, supaya ini berdampak terhadap kejeraan terhadap pelecehan seksual, terhadap wanita," katanya.
Sementara itu, Desiana dan Diva perwakilan driver Ojol perempuan Jateng mengatakan, jika mendengar cerita dari beberapa rekan se profesinya, banyak driver ojol perempuan yang mengalami tindakan tidak menyenangkan saat mengantar penumpang laki-laki.
"Terkadang mereka mengambil kesempatan dengan memedang tubuh driver perempuan, kalau saya sendiri saat penumpangnya mulai pegang-pegang langsung melarang dan bilang saja ada CCTV," ujar Desi.
Berbeda dengan Diva, dia bahkan pernah sampai mengancam penumpangnya karena dilecehkan, apalagi selama ini para driver perempuan memanfaatkan fitur pusat bantuan yang disediakan provider aplikasi masing-masing.
"Kita juga punya grup khusus driver perempuan, jadi saat mendapatkan order, kita langsung share lok di grup, sehingga keberadaannya terpantau oleh teman-teman yang siap memberikan bantuan saat terjadi hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Editor : Adel