MAGELANG,iNewsBanjarnegara.id-Tingginya angka perceraian saat masa Pandemi lalu membuat prihatin banyak pihak, untuk itu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya memberdayakan perempuan-perempuan melaui berbagai program dan pelatihan keahlian.
Hingga saat ini, lebih dari 2.970 perempuan telah dilatih dan memiliki berbagai keahlian yang diharapkan mampu meningkatkan kemandirian perempuan. Program pelatihan tersebut dilakukan oleh Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Jateng
Ketua BKOW Jateng, Nawal Arafah Yasin, mengatakan pelatihan digencarkan melalui program Desa Sejahtera (Destara). Program ini, merupakan respon atas maraknya kasus perceraian yang terjadi di masa Pandemi Covid-19. Kali ini di Desa Sidorejo, Kecamatan Tegalrejo Magelang ini ada sekitar 70 perempuan yang mendapatkan pelatihan meracik empon-empon menjadi obat.
"Tingginya angka perceraian tentu akan memunculkan permasalahan sosial, termasuk menjadikan perempuan sebagai tulang punggung keluarga. Untuk itu, BKOW harus merespon hal ini, mengambil satu gerakan yang bisa membantu kaum perempuan ini untuk bisa memulai usaha dan memenuhi ketahanan keluarga," katanya.
Melalui pelatihan ini, dia berharap bisa meningkatkan kemampuan manajerial serta keterampilan para perempuan yang mengikuti pelatihan. "Saya titip untuk ibu-ibu yang ikut pelatihan, jangan mandek. Coba tekuni dan memulai. Ini merupakan usaha yang bisa dikembangkan. Insya Allah kita dampingi, bukan hanya tataran hulu saja, namun sampai ke packaging hingga bagaimana pemasarannya," katanya.
Kegiatan pelatihan pembuatan jamu tersebut dibuka secara langsung oleh, Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen. Sebelum membuka, wagub berpesan agar peserta pelatihan tidak mudah menyerah. Menurutnya, obat herbal saat ini banyak digunakan di banyak negara. Sehingga, potensi obat herbal sangat besar untuk jadi komoditas.
"Kalau saat ini Destara melatih anda berbarengan dengan Baznas meracik empon-empon. Nanti bisa dikembangkan lagi, takarannya. Tanaman-tanaman itu boleh ditumbuk, atau boleh dikeringkan. Berapa gram yang boleh dikombinasikan dengan yang lain. Ini semua saat ini dibutuhkan," kata wagub.
Pemerintah, tambah wagub berupaya agar industri obat herbal bisa lebih berkembang. Dengan khasiat yang beragam, tegasnya, obat herbal bisa menjadi pendamping obat-obatan umum.
"Kami saat ini berupaya supaya empon-empon atau jamu tradisional ini menjadi merk, terdaftar, kualitasnya diuji. Ini kalau dikelola baik, masyaAllah, top. Apalagi nanti PIRT nya izinnya ada, halalnya ada," ujarnya.
Editor : Adel