BANJARNEGARA,iNewsBanjarnegara.id- Proyek UPLAND merupakan kegiatan pertanian di dataran tinggi yang komprehensif, mulai dari pengembangan on-farm sampai off-farm. Proyek pilot (percontohan) UPLAND telah berlangsung di empat belas kabupaten di Indonesia yaitu Kabupaten Minahasa, Gorontalo, Malang,Sumenep, Sumbawa, Magelang, LombokTimur, Subang, Lebak,Garut, Tasikmalaya, Purbalingga dan Banjarnegara. Program Upland yang merupakan program dari Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan RI yang bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan masyarakat, meningkatkan ketahanan pangan sekitar dan menciptakan mata pencaharian berkelanjutan dan tangguh.
Di Banjarnegara, Upland Project hadir di dataran tinggi Kabupaten Banjarnegara sebagai upaya meningkatkan kualitas kopi dan domba Batur yang dilakukan oleh beberapa kelompok tani di Kabupaten Banjarnegara. Project ini senantiasa memberikan value untuk petani dan komunitas membantu dari sektor hulu sampai dengan hilir sehingga nantinya dari Upland Project ini bisa direplikasi oleh kabupaten di Indonesia sehingga menciptakan pertanian yang maju, mandiri dan modern.
Banjarnegara saat ini sedang dalam upaya menuju pusat kopi dunia. Berdasarkan data BPS tahun 2022, luas tanaman kopi di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2021 adalah 3.103,83 hektar atau baru 4.30 % dari lahan non sawah seluas 72.140 hektar. Kopi Banjarnegara sangat berpotensi untuk memasuki pasar Internasional karena kualitas sangat baik dan tidak kalah dengan daerah penghasil kopi lainnya seperti Gayo, Toraja Mandailing, Flores, Lampung dan lain-lainnya
Kopi Banjarnegara, baik jenis arabika dan robusta selalu masuk dalam jajaran kopi berkualitas dalam berbagai kontes kopi nasional. Di tahun 2012, Kopi robusta yang dibudidaya dan diproses oleh Kelompok Tani Gondoarum Karangkobar menjadi juara nasional untuk uji rasa. Bulan Agustus tahun 2017 lalu, kopi arabika dari Kecamatan Kalibening, Banjarnegara, menjadi juara pada Festival Kopi Nusantara 2017 di Bondowoso menyisihkan kopi Arabika Toraja, Samboga Bandung, Prigen Pasuruan, Kledung Temanggung, Ijen Raung Bondowoso, Flores Bajawa Ngada, Bumiaji Batu, Bowongso Wonosobo, dan kopi arabika Bandung. Sejak saat itu, kopi arabika Kalibening melejit dan menjadi buruan para penikmat kopi dari seluruh Indonesia. Tahun 2018, kopi arabika Kecamatan Kalibening Banjarnegara mendapatkan predikat juara I Festival kopi arabika Jawa Tengah. Tahun 2023, mendapatkan juara 3 pada kontes kopi specialty Indonesia kategori arabika fullwash.
Kordinator Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Kalibening, Heri Misanto mengatakan, tahun 2024, potensi panen kopi yang diperkirakan dimulai bulan Maret-Mei diperkirakan 200 ton chery atau buah merah mentah kopi. " Bulan November tahun 2022, berkat program Upland masuk Banjarnegara, terbentuk korporasi kopi Kalibening dengan nama Korporasi Mitra Tani Upland yang merupakan gabungan 6 kelompok tani penerima program UpLand yang semuanya membudidayakan kopi arabika. Di Kalibening, terdata 850 ribu tanaman kopi arabika sebagian sudah mulai produktif. Tahun ini panen raya," katanya.
Yang dibutuhkan saat ini, kata Heri, bantuan permodalan untuk menampung atau membeli cherry kopi hasil panen petani agar Banjarnegara tetap menjadi sentra kopi karena bisa saja hasil panen dibeli oleh pemroses kopi dari kabupaten atau wilayah luar Banjarnegara. Menjaga harga jual dan mutu kopi Kalibening Banjarnegara sehingga terbangun presepsi kopi Banjarnegara hanya ada di Banjarnegara bukan tersedia di kabupaten lain. "Target kami, Banjarnegara menjadi penghasil kopi terbaik dan tempat workshop tentang kopi arabika di Jawa Tengah. Dan permodalan akan menjadi sarana mencapai tujuan tersebut," katanya.
Editor : Adel