get app
inews
Aa Text
Read Next : Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Papua Pegunungan Terbentuk

Lecehkan Profesi Guru, AGSI Pusat Diminta Laporkan Tiktoker Riezky Kabah

Selasa, 25 Februari 2025 | 14:52 WIB
header img
Ketua AGSI Jawa Tengah, Heni Purwono menunjukkan surat kepada PP AGSI untuks segera melaporkan tiktoker yang diduga melecehkan profesi guru_Selasa (25/2/2025)_Istimewa

BANJARNEGARA,banjarnegara.iNews.id – Pengurus Pusat Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (PP AGSI) mendapat dorongan dari Pengurus AGSI Provinsi Jawa Tengah untuk melaporkan Tiktoker Riezky Kabah ke Kepolisian RI atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Desakan ini muncul setelah konten yang dibuat oleh Riezky Kabah dianggap melecehkan profesi guru dan mengandung ujaran kebencian.

Ketua AGSI Jawa Tengah, Heni Purwono, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat kepada Presiden AGSI pada Jumat pekan lalu guna menindaklanjuti laporan terhadap konten tersebut. Heni menilai bahwa unggahan-unggahan yang dibuat oleh Riezky Kabah berisi generalisasi negatif terhadap profesi guru.

"Kami merasa keberatan dan terganggu dengan unggahan-unggahan yang dibuat oleh Tiktoker tersebut, karena isinya melecehkan profesi guru, menggeneralisir semua guru sebagai koruptor, serta membuat konten yang mengandung ujaran kebencian terhadap dunia pendidikan. Bahkan, setting kontennya berada di lingkungan sekolah, meskipun kami lihat sudah tidak ada kegiatan belajar mengajar," kata Heni, Selasa (25/2/2025).

Menurut Heni, salah satu konten yang menjadi sorotan utama AGSI Jawa Tengah adalah unggahan dalam tautan: https://www.tiktok.com/@riezky.kabah/video/7469333381461970182, yang dinilai menggeneralisasi bahwa semua guru adalah koruptor. Hal tersebut tentu menghina profesi guru. 

"Padahal di sekolah, kami bahkan rela iuran untuk siswa yang berprestasi, berinfaq untuk membangun masjid sekolah, bahkan membantu alumni yang kesulitan biaya kuliah. Banyak guru yang berdedikasi di negeri ini. Jangan sampai pemengaruh seperti ini merusak nama baik kami. Pengikutnya jutaan, tetapi kalau dibiarkan membuat konten seperti itu, meskipun alasannya candaan, dampaknya sangat merugikan citra guru," tegas Heni.

Lebih lanjut, Heni mengingatkan bahwa beberapa tahun lalu pernah ada iklan game yang melecehkan profesi guru sejarah, dan akhirnya ditarik setelah ada protes dari AGSI. "Apalagi ini, kontennya berisi ujaran dan kata-kata yang tidak pantas didengar. Harus diusut tuntas dan diberikan hukuman yang setimpal," pungkasnya.

Editor : Adel

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut