Dalam penelitian itu ternyata diketahui ada perubahan otak yang dialami oleh kelompok pria yang telah memiliki anak. Perubahan pada otak itu terjadi karena adanya plastisitas otak. Kondisi itu terjadi karena adanya pengalaman baru yang dialami oleh otak.
Kelompok pria yang menjadi ayah mendapatkan keterampilan baru dalam merawat bayi. Hal itu yang sangat memengaruhi kondisi otak setelah mereka menjadi orang tua.
"Tingkat plastisitas otak pada ayah mungkin terkait dengan seberapa banyak mereka berinteraksi dengan bayinya. Meskipun saat ini banyak pria semakin berani mengambil bagian dalam pengasuhan anak, keterlibatan mereka tetap sangat bervariasi di antara pria yang berbeda," tulis Magdalena Martinez-Garcia dalam laporan yang dipublikasikan Oxford Institute itu.
Dia melanjutkan rentang keterlibatan itu jadi jawaban mengapa perubahan otak pria lebih halus dibandingkan pada perempuan yang baru pertama kali melahirkan.
Padahal, perubahan otak pada ayah hampir setengah dari perubahan yang terlihat pada ibu. Faktor sosial, budaya, dan psikologis yang menentukan seberapa banyak ayah terlibat dengan anak-anak mereka, pada gilirannya, dapat memengaruhi perubahan pada otak ayah.
"Ayah di Spanyol,rata-rata memiliki cuti paternitas lebih banyak daripada ayah di Amerika Serikat. Itu menunjukkan perubahan yang lebih nyata di daerah otak mereka dibandingkan dengan ayah yang ada di Amerika," ungkap Magdalena Martinez-Garcia.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar