Kerupuk Kulit Pisang Raja Bandung Olahan Poetra Roti Banjarnegara, Bukti UMKM Kaya Inovasi

Vitrianda Hilba Siregar
Pasangan suami istri Suparman dan Sri Watini membuat kerupuk pisang kulit raja Bandung. (Foto: iNewsBanjarnegara)

BANJARNEGARA. iNewsBanjarnegara.id - Pernahkah Anda menikmati makan kulit pisang raja Bandung yang diolah sedemikian rupah hingga menjadi kerupuk gurih?

Nah, kalau belum pernah menikmati gurihnya kerupuk kulit pisang maka bisa mencoba camilan ini yang diproduksi oleh Poetra Roti Banjarnegara.

Produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan diproduksi oleh Sri Watini bersama suaminya Suparman ini berada di kawasan Desa Mertasari RT 03/RW03, Purwanegara, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Sri Watini dan Suparman saat dijumpai Tim Telusur Nusantara di lokasi belum lama ini menjelaskan kerupuk kulit pisang ini bahan dasarnya adalah kulit pisang raja Bandung. Maka produk olahan ini pun namanya Kerupuk Kulit Pisang Raja Bandung.

Produk ini merupakan salah satu produk olahannya, sementara masih banyak lagi produk lainnya.

Sri Watini saat mempraktikan membuat kerupuk kulit pisang raja Bandung. Foto: iNewsbanjarnegara

Misalnya kue bole kering, brownies kering, bolu cake. Ada juga pisang sale.

Sementara jenis keripik ada juga bermacam-macam misalnya dari talas, daun kelor, terong, pare, bayam, seledri, kangkung, pegagan, sale pisang, dan sebagainya.

Nah khusus kerupik kulit pisang raja Bandung ini dibuat setelah dia selesai membuat pisang sale banyak tersisa kulit pisang terbuang begitu saja.

"Lalu saya berpikir kulit pisang ini bisa menghasilkan camilan baru jika diolah lagi," ujarnya.

Berkat inisiatifnya, kulit pisang raja Bandung diproses dan dilembutkan dengan cara di-blender dan dicampur dengan racikan bumbu tanpa MSG lalu digoreng maka jadilah kerupuk kulit pisang raja Bandung.

Produk olahan UMKM ini bahkan sudah mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada 24 Juli 2017 pada kelompok UPPKS Poetra Roti.     

"Alhamdulillah apa yang kami buat mendapat apresiasi dan pembelinya juga banyak," bebernya.

Sementara itu Suparman, suami Sri Watini, menceritakan produk olahan UMKM ini mulai dibuat sejak 2010.

Awalnya, kata Suparman, dia bekerja di Jakarta untuk mengumpulkan modal. Sementara istrinya tetap di Banjarnegara mulai mengolah pembuatan olahan camilan dari modal yang dikirim Suparman dari Jakarta.

"Awalnya memang pelan-pelan kami buat dengan modal yang ada. Perlahan terus berkembang seperti sekarang ini," sebutnya.

Namun yang membuat Suparman tambah sumringah yakni UMKM yang dikelolah bersama istri dan dibantu 4 pekerja diapresiasi berbagai pihak.

Misalnya saja UMKM ini dijadikan lokasi magang atau praktik kerja lapangan (PKL) siswa dan siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Bukan hanya siswa SMK saja tetapi juga mahasiswa dan mahasiswi dari Poltek Banjarnegara, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.

"Bahkan dijadikan bahan penelitian skripsi," ujar Suparman.

Suparman tambah senang karena mendapat pembinaan dari Unsoed dan Bank Indonesia. Bank Indonesia, kata dia, bahkan memberikan bantuan dana pembinaan.             

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network