SEMARANG,iNewsBanjarnegara-Kekerasan terhadap anak masih sering terjadi di lingkungan pesantren, setidaknya ini diakui oleh seorang psikolog RSUD Tugurejo Semarang yang menangani puluhan kasus kekerasan di pondok pesantren.
Hal ini tentu menjadi perhatian serius dari Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen. Bahkan alumni dari Universitas Damascus Syiria itu menginginkan terwujudnya pondok pesantren yang ramah terhadap perempuan dan anak.
Menurutnya, pesantren harus ramah anak dan perempuan, hal ini seperti yang diajarkan oleh Rasulullah sebagai teladan, bagaimana harus mencintai seorang anak. Kasih sayang yang diberikan kepada anak itu, dari orangtua turun ke anak.
"Kami di Pemprov Jateng bersyukur pada pagi hari ini, dibantu oleh para ning dan para bu nyai, kami terus mendorong lembaga pondok pesantren untuk ikut andil ramah terhadap anak dan perempuan," katanya.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki sejumlah program untuk melindungi perempuan dan anak, dari kekerasan. Beberapa program adalah Jokawin Bocah, dan jaga kanca. Bahkan, disediakan pula aplikasi sebagai sarana untuk melaporkan, apabila terjadinya kekerasan.
"Memang permasalahan perundungan, bullying, bahkan kekerasan, sampai kekerasan seksual, mohon maaf, ini belum banyak terungkap karena memang rasa ketakutannya anak-anak atau perempuan, atau mungkin bahkan santri," kata dia.
Wagub pun mendukung kegiatan Naharul Ijtima’ yang diselenggarakan Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) yang menghadirkan para Ibu Nyai se - Jawa Tengah. Pihaknya menilai, para Ibu Nyai punya peran strategis dalam menggaungkan pondok pesantren ramah anak dan perempuan, lantaran manajemen pondok pesantren rata-rata dipegang oleh Ibu Nyai.
Editor : Adel
Artikel Terkait