BANJARNEGARA,iNewsBanjarnegara.id-Berprofesi sebagai buruh tani dengan penghasilan ekonomi menengah ke bawah bukan menjadi penghalang bagi umat muslim untuk melaksanakan kurban. Hal ini dibuktikan oleh warga Dusun Krajan, Desa Batur Banjarnegara yang berhasil menyembelih hewan kurban hingga 73 ekor sapi dan 254 ekor kambing pada perayaan Idul Adha 1444 H.
Menyembelih hewan kurban sudah menjadi tradisi warga Krajan sejak puluhan tahun lalu, bahkan jumlah hewan kurban maupun masyarakat yang berkurban terus bertambah setiap tahunnya.
Untuk mempertahankan tradisi ini, warga Dusun Krajan Banjarnegara ini memiliki cara jitu agar jumlah hewan kurban terus bertambah setiap tahunnya. Hal ini juga memancing warga lainya untuk ikut berkurban.
Tak heran, banyaknya hewan kurban yang disembelih oleh warga satu dusun ini membuat heboh, sebab GOR di wilayah tersebut berubah menjadi lautan daging saat perayaan Idul Adha. terlebih pada tahun ini ada sekitar 73 ekor sapi dan 254 ekor kambing dengan jumlah daging kurban mencapai 25 ton.
Kepala Desa Batur Ahmad Fauzi mengatakan, budaya kurban di wilayah Krajan ini memang sudah turun temurun sejak puluhan tahun silam, bahkan warga saling berlomba untuk bisa ikut berkurban setiap tahunnya, dan mereka memiliki cara tersendiri demi bisa ikut berkurban.
"Semangat warga kami ini luar biasa, bahkan mereka memiliki kelompok tersendiri untuk melakukan pengumpulan tabungan kurban, biasanya penarikan dilakukan setiap malam habis pasaran," ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa tarikan dilakukan oleh kelompok masing-masing, dimana iuran tabungan kurban ini besarannya tidak ditetapkan, mulai dari Rp 5.000, hingga Rp 10.000, namun ada juga yang sampai Rp 50.000, itu semua tergantung kemampuan warga.
"Caranya macam-macam, ada yang sistem paro hewan ternak, jadi warga merawat hewan ternak dan mencari rumput, hasilnya diparo dengan pemilik ternak. Ada juga yang langsung membeli hewan kurban tidak melalui tabungan," ujarnya.
Soal tabungan kurban warga ini diakui oleh Muhammad Asrori (50) warga Krajan, Kecamatan Batur, meski dirinya sebagai buruh tani dan pencari rumput, tekadnya untuk bisa ikut berkurban sangat tinggi, bahkan dia rela menyisihkan uang hingga Rp 10 ribu setiap lima hari demi ikut berkurban di Idul Adha, padahal penghasilannya setiap hari berkisar atara Rp 50 hingga Rp 70 ribu.
"Penghasilan saya tidak menghalangi niat saya untuk bisa berkurban, bahkan saya harus menyisihkan penghasilan saya Rp 10 hingga Rp 50 hari setiap lima hari. Ini kami lakukan selain karena perintah agama, juga merasa terpanggil dan demi kemaslahatan bersama," ujarnya.
Menurut asrori ada kebahagiaan yang di rasakan saat bisa berkurban, selain bisa berbagi untuk sesama, juga menjalankan anjuran dan perintah agama.
"Kalau di Batur warganya itu semangat sekali apalagi dengan gotong royongnya. Karena ini demi untuk kemaslahatan umat dan untuk memotivasi warga agar tahun depan mudah-mudahan bisa ikut berkurban juga," ujarnya.
Dengan kekompakan dan kebersamaan warga ini, setiap hari raya Idul Adha, aula Desa Batur selalu banjir daging, bahkan tahun ini warga bisa berkurban hingga 73 ekor sapi dan 554 ekor kambing dengan perolehan daging hingga 25 ton daging kurban.
"Ada rasa bangga dan kepuasan tersendiri ketika bisa berkurban, dan kami akan terus berupaya agar setiap tahun bisa ikut berkurban," katanya.
Editor : Adel
Artikel Terkait