Perwakilan BPBD Banjarnegara, Tsaibun Nuhud atau Ibun mengatakan relawan tiba-tiba datang ke BPBD Banjarnegara tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. "Mereka segera kami temui dan mendengarkan apa yang menjadi penyebab mereka datang ke BPBD," katanya.
Menurut Ibun, perwakilan dari relawan menyatakan jika kedatangan mereka ke BPBD merupakan buntut dari masalah postingan salah satu pengguna FB terkait kegiatan kebencanaan di Desa Ratamba Pejawaran. Masalah tersebut, kata Ibun, makin melebar bahkan sampai ada beberapa relawan yang dilaporkan ASW ke Polres Banjarnegara. "Relawan meminta BPBD untuk membantu mediasi atau menjadi jembatan terkait dilaporkannya beberapa relawan ke Polisi termasuk meminta BPBD untuk menyampaikan beberapa tuntutan relawan kepada ASW dan Polres Banjarnegara termasuk meminta agar kepolisian tidak melanjutkan pelaporan ASW tidak berlanjut secara hukum," katanya.
Berdasarkan kronologis yang dilaporkan relawan kepada BPBD Banjarnegara, bahwa relawan merasa sangat marah dan kecewa atas postingan ASW. Selain itu, muncul juga pernyataan negatif terkait kegiatan relawan. Tidak hanya itu, ada juga laporan dari relawan jika ASW menyatakan jika korban bencana tidak mendapatkan jatah makanan sebagaimana mestinya. "Memang bantuan permakanan tidak diberikan secara matang namun diberikan sesuai permintaan para pengungsi yaitu diberikan bahan makanan karena pengungsi masih bisa memasak sendiri. Semuanya dilayani sesuai prosedur dan tercatat," kata Ibun.
Selain itu, adanya gudang logistik yang lebih dekat ke Posko kebencanaan Ratamba dikarenakana kelompok masyarakat Ratamba belum siap untuk melakukan pengelolaan logistik kebencanaan sehingga masih dipusatkan di posko.
Para relawan menunjuk BPBD sebagai juru bicara untuk menyelesaikan permasalah tersebut. Hingga berita ini ditulis, relawan masih berkumpul dihalaman BPBD Banjarnegara menunggu informasi lebih lanjut hasil pertemuan antara juru bicara relawan BPBD dengan Polres Banjarnegara.
Editor : Adel
Artikel Terkait