BANJARNEGARA,banjarnegara.iNews.id – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mencurigai sembilan jenis makanan yang diduga mengandung bahan berbahaya dalam inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Induk Banjarnegara. Dari hasil uji cepat, ditemukan satu jenis makanan yang positif mengandung bahan pengawet berbahaya, yakni formalin.
Kepala Loka Pengawas Obat dan Makanan Banyumas, Winanto, mengungkapkan bahwa makanan yang terbukti mengandung formalin adalah ikan terinasi. "Berdasarkan uji cepat kami, ada satu makanan yang mengandung bahan pengawet formalin, yaitu ikan terinasi," ujarnya saat sidak pasar menjelang Hari Raya Lebaran, Jumat (7/3/2025).
Menindaklanjuti temuan tersebut, BPOM segera berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk menyelidiki sumber distribusi ikan terinasi berformalin agar peredarannya dapat dihentikan. "Kami akan berkoordinasi dengan Pemerintah Banjarnegara untuk mencari tahu asal-usulnya, sehingga makanan ini tidak lagi beredar di pasaran," katanya.
Selain ikan terinasi, BPOM juga melakukan pengujian terhadap beberapa makanan lain yang dicurigai mengandung bahan berbahaya, seperti kolang-kaling, wajik kletik, cincau hitam, kerupuk mie, tahu kuning, tahu putih, dan kerupuk gendar. Namun, hasil uji cepat menunjukkan bahwa makanan-makanan tersebut masih aman dikonsumsi.
"Tadi kami juga mengecek beberapa makanan lain yang kami curigai mengandung bahan berbahaya. Namun setelah diuji, semuanya masih dalam batas aman untuk dikonsumsi, termasuk pemakaian pewarna yang masih sesuai aturan," jelas Winanto.
Menanggapi temuan ini, Bupati Banjarnegara, dr. Amalia Desiana, menegaskan bahwa pihaknya akan memperluas pemeriksaan ke seluruh pasar di Banjarnegara. "Pemeriksaan tidak hanya dilakukan di Pasar Induk Banjarnegara, tetapi juga di seluruh pasar di wilayah Banjarnegara. Kami akan berkoordinasi dengan Puskesmas dan Forkompinca untuk memastikan keamanan pangan di semua pasar," tegasnya.
Pemeriksaan dan pengawasan ketat ini dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam menjamin keamanan pangan bagi masyarakat, terutama menjelang perayaan Lebaran yang biasanya meningkatkan aktivitas konsumsi masyarakat.
Editor : Adel
Artikel Terkait