SURAKARTA, iNewsBanjarnegara.id-Masalah stunting memang masih menjadi permasalahan di jawa tengah, untuk itu Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen meminta Rumah Sakit (RS) yang ada di jawa tengah melakukan pendataan kasus stuntung secara menyeluruh.
Menurutnya, data ini sangat penting untuk penanganan kasus stunting di jawa tengah, apalagi kerugian akibat stunting tidak kecil. Stunting tidak hanya berdampak pada individu yang menderita, tetapi juga menimbulkan kerugian bagi negara.
Kerugian negara yang dimaksud adalah kesiapan generasi yang terhambat akibat adanya kasus stunting, bagaimana tidak stunting ini menyebabkan penurunan kecerdasan, dan penurunan kemampuan kognitif. Di samping itu, metabolisme tubuh penderitanya terganggu, yang membuat mudah terserang penyakit.
Padahal bangsa ini di masa depan membutuhkan SDM yang berkualitas, sehingga pembentukan sumber daya manusia yang tidak berkualitas harus dilakukan. SDM berkualitas merupakan satu kunci kemajuan bangsa. Apabila produktivitas SDM tidak terpenuhi, maka akan berpengaruh pula pada kerugian dari sisi ekonomi.
"Karena stunting ini dampaknya bukan hanya kepada individu, person, akan tetapi juga nanti berdampak pada ekonomi. Dan kita ingin tahun 2045, Indonesia yang digaung-gaungkan menjadi Indonesia Emas bisa tercapai," katanya.
Dikatakannya, kasus stunting di Jateng saat ini masih berada di angka 20,9 persen. Pada tahun depan, ditarget bisa turun di angka 14 persen. Maka, butuh gotong royong untuk bisa mencapai target. Salah satunya dari rumah sakit yang bisa langsung melakukan pendataan kunjungan pasien ibu hamil dan melahirkan.
"Kalau bisa dari pasien-pasien, baik itu ibu hamil, baik itu melahirkan, ini harus diprosentase, berapa yang masuk, berapa persen yang sehat," katanya.
Dari data itu, lanjutnya, akan nampak pasien yang perlu diintervensi karena berpotensi stunting. Pemerintah bisa menurunkan petugas kesehatan untuk melakukan jemput bola.
Editor : Adel