BANJARNEGARA, iNewsBanjarnegara.id-Sejak dibukanya posko DVI pengaduan orang hilang korban pembunuhan Tohari alias Slamet sang dukun pengganda uang rawga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, tercatat sudah ada 17 pelapor yang merasa kehilangan keluarga dalam kurun waktu 2020 hingga Maret 2023.
Dan dari 12 korban pembunuhan berantai sang dukun pengganda uang, baru 3 jenazah yang teridentifikasi dan sudah diserahkan pada pihak keluarga untuk dimakamkan, tiga jenazah tersebut adalah Paryanto, warga Sukabumi, Irsad dan itsrinya Wahyu Tri warga Lampung, sementara sembilan jenazah masih menjadi misteri dan menunggu hasil kecocokan tes DNA dengan para pelapor.
Sejumlah warga yang melapor akan kehilangan anggota keluarganya ini berasal dari berbagai daerah, seperti Yogyakarta, Wonosobo, Lampung, Tasikmalaya, dan daerah lainnya. Mereka datang untuk memastikan apakah keluarga mereka yang hilang menjadi korban pembunuhan berantai sang dukun atau tidak.
Warga Yogyakarta yang merasa kehilangan sang adik Budi mengatakan, dirinya sengaja datang ke Posko DVI Polres Banjarnegara untuk melaporkan adiknya yang hilang sejak Nopember 2021. Laporan ini merupakan bagian dar ikhtiar mencari keberadaan sang adik.
"Terakhir saya komounikasi dengan adik saya itu Nopember 2021, dan setelah itu hilang kontak sampai saat ini," katanya.
Sebelum melakukan komunikasi terakhir dengan sang adik, Budi mengakui jika adiknya ini akan berangkat ek Banyumas dengan temannya, namun hingga saat ini belum juga ada kabar, pihak keluarga sudah berusaha keras untuk mencari keberadan sang adik yang hilang.
Untuk itu, dirinya masih menunggu hasil tes DNA yang dilakukan oleh pihak kepolisian, hal ini sangat penting untuk memastikan apakah adiknya menjadi korban pembunuhan sang dukun Tohari alias Slamet atau bukan.
"Kita tunggu hasil tes DNAnya, kalau hasil tes nya cocok, berarti benar adik saya menjadi korban pembunuhan Slamet," ujarnya.
Selain Budi, Nuan Nurohman, warga Wonosobo juga melaporkan sang ayah merua yang hilang sejak Oktober 2022 lalu, terakhir dia melakukan komunikasi dengan sang meruta dan mengaku sedang betada di perbatasan Wonosobo dan Banjarnegara.
"Kita ikhtiar saja mas, kalau memang ada ayah saya dari 9 jenazah yang menjadi korban pembunuhan itu, ya akan kami bawa dan dimakamkan secara layak," katanya.
Seperti diketahui, Polres Banjarnegara berhasil mengungkap pembunuhan berantai sang dukun pengganda uang di Banjarnegara, tak tanggung-tanggung, 12 jenazah korban pembunuhan sadis sang dukun berhasil ditemukan.
Para korban pembunuhan ini dimakamkan di ladang milik tersangka yang ada di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara. Untuk memastikan identitas para korban ini dibutuhkan data antemortem dari keluarga untuk pencocokan dengan data post-mortem jenazah.
Editor : Adel
Artikel Terkait