BANJARNEGARA,banjarnegara.inews.id - Dinas Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan (Distankanak) Kabupaten Banjarnegara temukan 17 ekor hewan ternak (sapi) sakit dengan gejala mirip penyakit mulut dan kuku atau PMK. Hal tersebut disampaikan Kabid Peternakan pada Distankanak Kabupaten Banjarnegara, Akhmad Husen, Senin (13/1/2025).
"Data terus bertambah sebelumnya terlaporkan baru 13 ekor sapi, sampai hari ini (senin,13/1/2025) bertambah menjadi 17 ekor dan 1 ekor sapi mati dengan sakit berciri seperti PMK," katanya.
Dintankanak juga melakukan pemeriksaan pada hewan ternak di pasar hewan untuk mendeteksi ada tidaknya PMK. Selain penyemprotan cairan disinfektan,juga dilakukan edukasi kepada peternak-peternak. "Dinas menyediakan cairan disinfektan gratis bagi peternak yang membutuhkan termasuk vaksin hewan. Silahkan melapor pada petugas di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) jika ada indikasi hewan ternak terkena PMK," katanya.
Drh Agung yuwono, dokter hewan dari Distankanak Banjarnegara mengatakan, penyebaran PMK di Banjarnegara masih terkendali dan tidak terlalu siginifikan. "Total ada 17 ternak kena PMK di 20 kecamatan. Penyebaran PMK umumnya terjadi saat ternak didatangkan dari luar daerah tanpa pengawasan ketat," katanya.
Suryadi, pedagang ternak di Pasar Hewan Petambakan mengatakan, sejak munculnya penyakit mulut dan kuku atau PMK, transaksi jual beli ternak terutama sapi di pasar hewan Petambakan Banjarnegara menurut drastis. "Jika sebelum ada isu PMK, rata-rata 700 an ekor ternak masuk. Namun setelah ada PMK, tak lebih 150 an ekor ternak masuk pasar hewan," katanya, Senin (13/1/2025).
Menurut Suryadi, menurunnya transaksi hewan di pasar hewan Banjarnegara selain disebabkan adanya virus PMK juga karena ekonomi yang sulit sehingga daya beli peternak turun drastis. "PMK sekarang beda dengan yang dulu. Sekarang nyaris gak ada tanda-tanda awalnya. Tahu-tahu hewan langsung terlihat kena PMK," katanya.
Editor : Adel
Artikel Terkait