SEMARANG,iNewsBanjarnegara.id-Kualitas manusia tidak bisa diukur hanya dengan tingginya tingkat keilmuan. Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengingatkan, ketinggian ilmu harus berjalan beriringan dengan akhlak yang baik.
"Ketika kita bicara tentang ilmu, apabila ilmu tersebut tidak disertai dengan akhlak, maka itu juga akan menjadi sia-sia. Seperti yang disampaikan oleh salah satu ulama, yaitu Abu Madyan, yang mana Abu Madyan menyampaikan, tiga kelompok yang menjadi kelompok paling berbahaya di kalangan kita," kata Taj Yasin saat menjadi keynote speaker pada acara Kuliah Umum Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal secara online, Jumat (01/09/2023).
Menurutnya, tiga golongan berbahaya yang dimaksud Abu Madyan adalah, golongan orang yang memiliki ilmu tapi tidak mau mengamalkan ilmunya. Kelompok kedua adalah orang yang memiliki ilmu, tapi lupa dengan keilmuan yang dimiliki.
"Sehingga apa yang terjadi? Ketika dia ada kepentingan untuk dirinya, dia akan melupakan apa yang diatur oleh keilmuan atau intelektualitas di kalangan kita. Seperti contoh korupsi," ujarnya.
Orang berilmu, pasti sudah tahu jika melakukan korupsi itu tindakan yang salah. Ada proses penyalahgunaan kewenangan di dalamnya. Tetapi karena suatu kepentingan, tindakan yang salah itu jadi diabaikan.
Golongan terakhir adalah orang yang memiliki ketaatan beribadah, tapi tidak disertai ilmu. Wagub Taj Yasin mengatakan, masyarakat memiliki mindset bahwa orang yang ibadahnya baik, dinilai sebagai orang berakhlak mulia. Padahal tanpa ilmu agama yang memadai, seseorang bisa terjebak pada pemahaman agama yang sempit.
"Maka sebagai seorang intelektual, akan dilihat bukan hanya apa yang disampaikan saja, akan tetapi juga akan dilihat bagaimana kelakuan kita, kebiasaan kita keseharian, maka di sinilah pentingnya bahwa keilmuan itu harus disertai dengan akhlak yang mulia," katanya.
Editor : Adel