SEMARANG, iNewsBanjarnegara.id-Kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) di provinsi di Jawa Tengah masih tergolong tinggi. Bahkan, berdasarkan data buku saku Dinas Kesehatan Jawa Tengah menyebutkan dalam triwulan III tahun 2022 menunjukkaangka TBC mencapai 42.148 kasus.
Wakil Gubernur Jawa Tengah KH Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) mengatakan, dengan jumlah kasus tercatat tersebut, maka angka tersebut termasuk tinggi, apalagi dengan jumlah penduduk di Jawa Tengah yang mencapai lebih daro 33 juta jiwa.
"Berbicara tentang TBC, maka membutuhkan penanganan khusus, bahkan TBC ini juga termasuk penyakit yang berbahaya, namun banyak masyarakat yang menganggap penyakit ini biasa dan cenderung disepelekan," ujarnya.
Menurutnya, TBC merupakan penyakit kronis yang menular dengan angka kematian yang tidak sedikit. Untuk menekan angka kasus TBC ini, maka butuh edukasi yang lebih masif dan harus jemput bola.
Sementara itu, Direktur Utama RSI Sultan Agung Said Shofwan mengatakan, pelayanan kesehatan saat ini lebih menitikberatkan pada upaya preventif. Layanan kesehatan terkecil ada di level posyandu dan puskesmas.
"Apalagi sekarang, dari Kementerian Pariwisata berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, membuat inovasi, namanya Wellnes and Hospital Tourism, membuat bidang pelayanan itu lebih luas lagi, dari yang sudah ada sebelumnya. Bergerak ke arah preventif medicine, bagaimana memperkuat pencegahan penyakit, supaya tidak terjadi sakit," katanya.
Kegiatan promosi kesehatan, lanjutnya, di samping dilakukan dengan bertemu langsung melalui sosialisasi, menyebar brosur dan penyuluhan, sekarang ini juga digencarkan melalui platform digital. Masyarakat tidak hanya bisa mencari informasi kesehatan di platform digital, tetapi mereka juga bisa berinteraksi dengan para dokter, maupun pasien yang memiliki masalah kesehatan yang sama.
Editor : Adel
Artikel Terkait