BANJARNEGARA,iNewsBanjarnegara.id-Sejarah berdirinya wilayah Banyumas atau naskah 'Babad banyumas' yang mencapai 65 versi menjadikan naskah tersebut berpotensi masuk dalam memori koletif dunia. Hal tersebut mencuat dalam launching buku 'Babad Banyumas' versi Martadiredjan dan Genealogi Dinasti Banyumas, di ruang sidang FKIP UMP, baru-baru ini.
Prof Sugeng Priyadi penulis Babad Banyumas mengatakan, masyarakat Banyumas sangat produktif dan kreatif dalam mereproduksi Babad Banyumas. Ia bahkan menilai Banyumas Raya adalah skriptorium atau tempat penulisan teks besar.
"Sejak abad 17, tradisi penulisan Babad Banyumas tidak pernah surut. Bahkan jumlahnya sangat banyak. Dibandingkan babad daerah lain, Banyumas ini paling banyak, bahkan sekitar 6 versi yang sudah ada mikrofilmnya di Leiden, sisanya masih ada di Banyumas," katanya.
Buku karya Prof Sugeng ini merupakan karyanya yang ke 38, yang sebagian besar bertemakan sejarah Banyumas. Ia pun mengaku bahwa buku setebal 333 halaman ini merupakan pengembangan tesis S2 nya pada tahun 1995.
Kepala Disarpusda Banyumas Agus Anggraito menilai bahwa buku ini sangat relevan dengan masa kini. "Kita akan usahakan agar karya babad yang sudah diterjemahkan dapat diakses oleh masyarakat. Kita berharap dari babad seperti ini menjadikan kita bangga sebagai warga Banyumas," katanya.
Wakil Dekan I FKIP UMP Syaifurohman menilai sejarah bahwa sangat penting bagi generasi saat ini. "Itulah kenapa dalam kitab-kitab suci pun sebagian besar adalah sejarah," ujarnya.
Editor : Adel